Minggu, 09 Desember 2018

FONETIK ARTIKULASI (MAKHRAJ) HURUF-HURUF HIJAIYAH


FONETIK ARTIKULASI (MAKHRAJ) HURUF-HURUF HIJAIYAH
















MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu
pada Mata Kuliah Ilmu Lugah

Oleh
ALIMUDIN RIVAI
NIM: 141032003

Dosen Pengampu
YUSLIN KASAN, S.S., M.A.


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN GORONTALO
2016





BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Sayuti Nasution di dalam buku Kamal Muhammad Bisyar, Al-Ashwat Al-Lughawiyah, (Kairo: Maktabah Asy-Syabab, 1990), h. 167. Bahwa ilmu binyi sebenarnya bukanlah ilmu baru yang lahir pada abad ini, ilmu bunyi adalah ilmu yang sudah sangat lama. Ilmu ini telah dikenal di India, Yunani, Romawi, dan Arab sejak beberapa abad yang lalu.[4]
 Ilmu bunyi yang dalam bahasa Arab diistilahkan dengan ilmu al-Ashwat, yaitu ilmu yang mempelajari tentang pembentukan, perpindahan dan penerimaan bunyi bahasa.[5] Ilmu ini pada mulanya merupakan sebuah ilmu yang luas dan utuh yang di dalamnya terdapat beberapa cabang yang mempunyai bidang bahasan yang lebih fokus.[6]
Fonetik adalah bidang linguistik yalang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Fonetik adalah bunyi bahasa tercipta atas getaran alat-alat ucap manusia sedangkan bunyi biasa tercipta dari getaran benda-benda selain alat ucap manusia. Menurut proses bunyinya, Fonetik dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: Fonetik artikulatoris (mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi), Fonetik akustik (mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fenomena alam), Fonetik auditoris (mempelajari bagaimana mekanisme

penerimaan bunyi bahasa oleh alat pendengar). Namun, yang paling dominan dalam linguistik ialah fonetik artikulatoris, sebab sering berkenaan dengan bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan.[7]
Ilmu fonetik adalah salah satu cabang dari ilmu bunyi yang khusus membicarakan masalah-masalah  bunyi tanpa memperhatiakan fungsi dan makna bunyi tersebut, seperti cara memproduksi suatu bunyi, makhraj, dan sifatnya.[8]
Artikulasi berasal dari kata “articulation” yang artinya   pengucapan maksudnya pengucapan lambang bunyi bahasa sesuai dengan pola-pola standar sehingga dipahami orang lain.
Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau organis fisiologis, mempelajari bagaimana bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dan menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.[9]
Di dalam bahasa arab artikulasi disebut dengan makhrij huruf yang berasal dari kata makhraj, yang berarti tempat keluarnya huruf, di mana suara akan berhenti pada tempat tersebut, sehingga dapat dibedakan antara satu huruf dengan huruf lainnya.[10]  
Dengan demikian pada makalah ini penulis akan mengkaji tantang Fonetik Artikulasi (Makharij) Huruf-huruf  Hijaiyah.



B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas dapat dirumuskan tiga permasalahan yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian fonetik artikulasi?
2. Bagaiman proses artikulasi dalam konsonan huruf-huruf hijaiyah?
3. Berapakah macam makharij huruf hijaiyah?




















BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian Fonetik Artikulasi
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa; ilmu interdispliner linguistik dengan fisika, anatomi dan psikologi; sistem bunyi suatu bahasa.[11] Fonetik disebut juga kajian bunyi bahasa yang tidak memperhatikan fungsinya untuk membedakan  arti. Hal itu beratti fonetik merupakan bagian dari fonologi.[12]
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki penyampaian dan penerimaan bunyi bahasa; sistem bunyi suatu bahasa (Kamus Linguistik edisi ke-3, 2001: 56).
Artikulasi adalah perubahan rongga dan ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa.[13]Artikulasi berasal dari kata “articulation” yang artinya adalah pengucapan, maksudnya pengucapan lambang bunyi bahasa sesuai dengan pola-pola standar sehingga dipahami orang lain.
Artikulasi adalah gerakan-gerakan otot bicara yang digunakan untuk mengucapkan lambang-lambang bunyi bahasa yang sesuai dengan pola-pola yang standar sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Artikulasi diartikan juga sebagai: 1.) Pembentukan ucapan tentang lambanglambang bunyi bahasa melalui gerakan organ artikulasi. 2.) Pembatasan tertentu dari fungsi organ artikulasi dalam mengucapakan vocal dan konsonan. 3.) Pembatasan pengucapan bunyi bahasa tiap anak tunarungu dalam memfungsikan organ-organ artikulasi.
Di dalam bahasa arab artikulasi disebut dengan makhrij huruf yang berasal dari kata makhraj, yang berarti tempat keluarnya huruf, di mana suara akan berhenti pada tempat tersebut, sehingga dapat dibedakan antara satu huruf dengan huruf lainnya.[14] 
Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau organis fisiologis, mempelajari bagaimana bagaimana mekanisme alat-lat bicara manusia bekerja dan menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.[15]
B. Proses Artikulasi
Sebelum dikemukakan proses artikulasi konsonan huruf-huruf hijaiyah. Penulis terlebih dahulu mengemukan hal pertama yang harus dibicarakan dalam fonetik artikulasi (artikulatoris) adalah alat ucap manusia untuk menghasilkan bunyi bahasa.[16] Perhatikan alat-alat ucap berikut ini:
1.    paru-paru
2.    batang tenggorokan
3.    pangkal tenggorok
4.    pita-pita suara
5.    krikoid
6.    tiroid
7.    aritenoid
8.    dinding rongga kerongkongan
9.    epiglotis
10.          akar lidah
11.          pangkal lidah
12.           tengah lidah
13.          daun lidah
14.          ujung lidah
15.          anak tekak
16.          langit-langit lunak
17.          langit-langit keras
18.          gusi, lengkung kaki gigi
19.          gigi atas
20.          gigi bawah
21.          bibir atas
22.          bibir bawah
23.          mulut
24.          rongga mulut
25.          rongga hidung[17]
Bunyi-bunyi yang terjadi pada alat-alat ucap itu biasanya diberi nama sesuai dengan nama alat itu, yaitu alat dental dan bunyi labial, yakni istilah berupa bentuk ajektif dari bahasa latinnya. Berikut istilah yang sering dipakai sebagai berikut:
pangkal tenggorokan
·  rongga kerongkongan
·  pangkal lidah
·  tengah lidah
·    daun lidah
·    ujung lidah
·   anak tekak
·    langit-langit lunak
·   langit-langit keras
·   gusi (gums)
·    gigi
·    bibir
·   (rongga) mulut
· (rongga) hidung[18]
Adapun yang perlu diperhatikaan dalam alat ucap atau organ bicara adalah sebagai berikut:
1. Penamaan beberapa organ tubuh sebagai organ bicara adalah penamaan yang brsifat majazi, bukan hakikat atau realita. Organ-organ tubuh yang disebut dengan organ bicara sebenarnya adalah organ biologis yang berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup seseorang.[19]
2. Fungsi kebahasan dari organ bicara sebenarnya bukanlah fungsi utama, tetapi mungkin hanya fungsi kedua, fungsi ketiga bahkan mungkin hanya fungsi suplemen saja.[20]
Misalnya bernafas, mempunyai tugas yang lebih vital dalam menghirup dan mengelurkan udara demi kelangsungan hidup manusia. Disisi lain bernafas mempunyai fungsi yang cukup signifikan pula dalam proses bicara, di mana udara yang dipompakan dari paru-paru merupakan bahan baku untuk memproses bunyi.[21]
3. Tidak semua organ bicara dapat bergerak, tetapi sebagian besar adalah statis
Organ bicara yang tidak bergerak seperti gigi atas, gusi, langit-langit keras, rongga hidung dan lain-lain, sedangkan organ yang bergerak seperti dua bibir, lidah, tekak, tenggorokan, kerongkongan (dua pita suara), paru-paru dan lain-lain.
Adapun proses artikulasi, setelah udara yang keluar dari paru-paru mengambil bentuknya di kerongkongan, kemudian menentukan arahnya, apakah akan keluar dari rongga mulut atau dari rongga hidung atau semi. Kemudian udara tersebut meneruskan prosesnya kepada proses artikulsai final sesuai dengan bentuk dan sifat dari bunyi yang akan dituturkan.
Proses ini terjadi dengan kerja sama antara organ bicara pasif. Yang termasuk organ bacara aktif adalah bibir bawah, lidah, belahan mulut bawah, tekak dan tenggorokan. Sedangkan yang termasuk organ bicara pasif adalah belahan mulut atas tarmasuk gigi atas, gusi, dan langit-langit keras.
Dalam proses ini organ bicara yang terdapat di rongga mulut sangat berpengaruh dalam menentukan corak bunyi yang akan dihasilkan. Apabila organ bicara menghadapi udara yang datang dari paru-paru tersebut dengan hambatan yang kuat dan menyeluruh, maka terbentuklah bunyi letupan, seperti, bunyi
ب-ت–ط-ق- د, jika dihadapi dengan hambatan yang lemah dan parsial, akan terjadi bunyi geseran seperti bunyi: ث – ذ- ف- س- ص- ز- خ- غ- ه
Adapun jika dihadapi dengan hambatan kuat tetapi memberi peluang untuk udara keluar dari tempat lain di bagian mulut, akan terjadilah bunyi sampingan, seperti bunyi ل- ض, dan seterusnya. [22]





C. Macam-Macam  Artikulasi (Makharij) Huruf Hijaiyah
Dalam kajian ilmu tajwid atau ilmu fonetik, urutan huruf berdasarkan makharij huruf tergambar sebagai berikut:


1. Tenggorokan (halqiyah): ا-غ-ع- خ- ه- ح
2. Anak lidah (lahawiyah): ك-ق
3. Lidah bagian tengah (syajariyah): ج- ش- ض
4. Lidah bagian depan (asaliyah): ز- س- ص
5. Kulit ujung langit-langit (nat’hiyah): ت- د- ط
6. Gusi (litsawiyah): ث- ذ- ظ
7. Ujung lidah (dzalqiyah): ر- ل- ن- ف- ب- م
8. Huruf-huruf dari jalur pernafasan (hawaiyah): و- ا- ي.[23]


Tempat keluarnya huruf terbagi dalam lima kelompok, yaitu:
1.    al-Jauf (الجوف) (rongga mulut dan rongga tenggorokan )
2.     al- Halq  الحلق)) (tenggorokan)
3.    al-Lisān (اللسان ) (lidah)
4.     as-Syafatan (الشفتان)  ( kedua bibir)
5.    al-Khaisyum (الخيشم)  (pangkal hidung)
1. al-Jauf ( الجوف) (rongga mulut dan rongga tenggorokan )
Al-Jauf merupakan huruf yang keluar dari rongga mulut bagian dalam yang berfungsi sebagai mad. Hurufnya adalah alif yang didahului harakat fathah ( ا ), yaa  sukun yang didahului dengan harakat kasarah (ي), dan waau sukun didahului dengan harakat dhammah (و)
Contoh : حا    حي    حو  
Dan ketiga bentuk mad tersebut secara bersamaan dalam (Q.S. Hud/11:49).
šù=Ï? ô`ÏB Ïä!$t7/Rr& É=øtóø9$# !$pkŽÏmqçR y7øs9Î) ( ... ( ÇÍÒÈ
Terjemahnya:
Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang kami wahyukan kepada kepadamu (Muhammad)…[24]
2. al- Halq  الحلق)) (tenggorokan)
Makhraj ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Tenggerokan bagian bawah. Terdapat dua huruf pada makhraj ini, yaitu: huruf hamzah  huruf (ء)   dan (ه).
b. Tenggorokan bagian tengah. Terdapat dua huruf pada makhraj ini, yaitu: huruf (ع)  dan (ح).

c. Tenggorokan bagoian atas. Terdapat dua huruf pada makraj ini, yaitu:
(غ ) dan  (خ ).
3. al-Lisān (اللسان ) (lidah)
al-Lisān (اللسان ) (lidah)mempunyai 10 tempat keluarnya huruf yang terdiri dari 18 huruf sebagai berikut:
a. Pangkal lidah paling belakang pada posisi menempel langit-langit bagian yang lunak (daging) paling belakang setelah tenggorokan.
Hurufnya : ق
b. Pangkal lidah paling belakang pada posisi menempel langit-langit antara bagian tulang atas dan bagian yang lunak (daging) ke depan sedikit setelah ق.
Hurufnya :ك
c. Lidah bagian tengah pada posisi langit-langit bagian atas.
Hufurnya : ي  ش  ج
d.Salah satu tepi (sisi) lidah dengan geraham atas yang sejajar.
Hurufnya :  ض
e. Salah satu tepi (sisi) lidah yang dekat ke ujung dengan langit-langit yang sejajar dengannya pada posisi gusi atas.
Hurufnya : ل
f. Tepi ujung lidah bagian luar dengan gusi depan atas, suaranya menekan ke langit-langit sampai ke rongga hidung dan posisi gusi dua gigi seri atas di bawah sedikit setelah ل.
Hurufnya : ن
g. Awal punggung ujung lidah pada posisi gusi dua gigi seri atas, suaranya agar bergetar.
Hurufnya : ر

h. Punggung ujung atas lidah dengan pangkal dua gigi depan atas.
Hurufnya : د  ت  ط
i. Ujung lidah pada posisi dua gigi seri bawah lalu suara keluar melalu celah di antara dua gigi seri atas dan bawah.
Hurufnya :   ص   س  ز   
j. Punggung ujung lidah pada posisi menempel di ujung dua gigi seri atas.
Hurufnya : ظ   د   ث 
4. as-Syafatan (الشفتان)  ( kedua bibir)
As-Syafatan  yaitu kelompok makhroj huruf dua bibir, mempunyai dua makhroj terdiri dari empat huruf sebagai berikut :
a. Bibir bawah bagian dalam pada posisi menempel pada dua gigi seri atas.
Hurufnya : ف 
b. Bertemunya antara kedua bibir dalam keadaan tertutup, yaitu ب. Bertemunya antara kedua bibir dalam keadaan tertutup disertai dengan dengung yang keluar dari khaisyum, yaitu huruf م. Dan kedua bibir dimonyongkan kedepan dengan membuka sedikit celah, yaitu huruf و .
5. al-Khaisyum (الخيشم)  (pangkal hidung)
Al-Khasyum (الخيشم)  (pangkal hidung) yaitu kelompok makhrojal huruf rongga hidung atau tempat keluarnya seluruh bunyi ghunnah (dengung).[25]
Huruf yang keluar dari rongga hidung yaitu:
-       Huruf nun ketika gunnah
-       Huruf mim ketika gunnah
-       Huruf nun sukun dan tanwin ketika idgam dan ikhfa
-       Huruf mim sukun dan tanwin ketika idgam dan ikhfa
Berdasarkan penjelasan mengenai makharij huruf di atas ada kaitannya dengan sifat-sifat huruf. Karena sifat-sifat huruf berkaitan dengan tata cara pengucapan huruf dalam makhraj untuk membedakan antara huruf yang satu dengan hruf yang lainnya. Mengetahui sifat-sifat huruf mempunyai beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut:
1. Membedakan hurur-huruf yang sama makhrajnya.
2. pengucapan huruf sesuai dengan makhraj dan sifat secara tepat.
3. Mengetahui jenis-jenis huruf yang kuat dan huruf-huruf yang lemah.
Sifat huruf terbagi menjadi dua bagian yaitu, sebagai berikut:
a. Sifat yang mempunyai lawan kata.
b. sifat yang tidak mempunyai lawan kata.
a. Sifat-sifat huruf yang mempunyai lawan kata
1. Al-Hams menurut bahasa  adalah khafah (tersembunyi). Menurut istilah berarti samarnya suara pada pendengaran akibat terbukanya dua pita suara, tidak adanya getaran pada keduanya, serta banyaknya nafas yang mengalir. Huruf-hurufnya berjumlah 10 yaitu:ف  ح   ث  ه  ش  خ  ص  س  ك  ت
2. Al-Jahr  menurut bahasa berarti jelas. Menurut istilah adalah kejelasan suara pada pendengaran akibat menutupnya dua pita suara, dan adanya getaran pada keduanya serta banyaknya udara yang tertahan. Huruf-hufurnya berjumlah 19 yaitu selain huruf hams.
3. Asy-Syiddah  menurut bahasa berarti kuat. Menurut istilah pengucapan huruf dengan keadaaan suara yang tertahan akibat tertutupnya makhraj. Huruf-hurnya berjumlah delapan yaitu :ء  ج  د  ق  ط  ب  ك  ت 
4. Ar- Rakhawah menurut bahasa artinya lunak. Menurut istilah pengucapan huruf yang disertai dengan terlepasnya suara dengan bebas karena tidak terlalu tergantung pada makhrajnya. Jumlah hurufnya ada 15, yaitu selain huruf  syiddah dan tawassuth.
4. At-Tawassuth menurut bahasa berarti sedang atau pertengahan. Menurut istilah berarti mengalirnya bagian tertentu bagi suara pada makhraj huruf karena menutupnya tidak sempurna. Hurufnya ada lima yaitu : ل  ن  ع  م ر
5. Al Isti’la  menurut bahasa artinya tinggi dan terangkat.. Menururt istilah berarti pengucapan huruf yang disertai dengan naiknya suara atau terangkatnya lidah ke atas langit-langit. Hurufnya ada 7 yaitu خ  ص  ض  غ  ط  ق  ظ 
6. Al-Istifal  menurut bahasa berarti menurun atau merendah. Menurut istilah berarti pengucapan huruf yang disertai dengan tidak naiknya suara ke langit-langit atas atau turunya lidah dari langit-langit. Hurufnya ada 22 yaitu selain huruf isti’la.
7. Al-Ithbaq menurut bahasa artinya menempel. Menurut istilah adalah terkumpulnya suara antara lidah dan langit-langit ketika pengucapan huruf ithbaq. Huruf-hurufnya yaitu :ص  ض  ط  ظ 
8. Al-Infitah  menurut bahasa artinya terpisah atau terbuka. Menurut istilah berarti huruf. yang pengucapannya disertai dengan terpisahnya lidah dari langit-langit atau tidak terkumpulnya suara antara lidah dan langit-langit ketika pengucapan huruf infitah. Huruf-hurufnya berjumlah 25 selain huruf ithbaq.
9. Al-Idzlaq menurut bahasa berarti batas lidah dan ujungnya. Menurut istilah yaitu bersandarnya huruf ketika pengucapan pada ujung lidah atau bibir.. Hurufnya ada 6 yaitu:ف  ر  م  ن  ل  ب 
10. Al- Ishmat menurut bahasa artinya tertahan atau tercegah. Menurut istilah berarti tercegahnya kesendirian huruf-huruf ishmat dari susunan sebuah kata yang huruf-huruf aslinya lebih dari tiga huruf tanpa ada minimal satu huruf idzhaq padanya, yakni karena ringannya huruf idzhaq untuk mengimbangi beratnya huruf ishmat. Hurufnya berjumlah 23 selain huruf idzlaq.
Contoh: عسجد(emas) دهدق (berantakan) dan زهزق (tertawa keras).[26]
b. Sifat-Sifat Huruf Yang Tidak Memiliki Lawan Kata
1. As-Shafir  menurut bahasa artinya ketajaman suara. Menurut istilah ketajaman suara dari huruf yang muncul karena melewati tempat yang sempit. Hurufnya yaitu: ص  س  ز  . contoh:
Ï%©!$# â¨ÈqóuqムÎû Írßß¹ ÄZ$¨Y9$# ÇÎÈ [27]  

2. Qalqalah yaitu menurut bahasa artinya bergetar atau guncang. Menurut istilah adalah memantulnya suara pada huruf ketika sukun, tanpa terpengaruh dengan harakat yang tiga. Hurufnya ada 5 yaitu ب ج د ط ق . contoh:
öNs9 ô$Î#tƒ öNs9ur ôs9qムÇÌÈ  [28]

3. Al-Liin menurut bahasa artinya lembut. Menurut istilah adalah keluranya suara huruf dari makhrajnya dengan mudah. Hurufnya adalah waau sukun  (و)  dan yaa sukun (ي ) sukun yang didahului oleh huruf berharakat fathah.
Contoh:                                                                                 [29] ( فوق, حول,بين)
4. Al-Inhiraaf menurut bahasa artinya miring atau menyimpang. Menurut istilah adalah menyimpangnya suara huruf karena alirannya tidak sempurna disebabkan terhalang oleh lisan. Sifat ini terdapat pada huruf (ل) dan (ر).
5. At-takrir menurut bahasa artinya mengulangi. Menurut istilah adalah bergetarnya ujung lidah ketika pengucapan hurufnya dengan getaran yang halus disebabkan sempitnya makhraj. Sifat ini terdapat pada huruf ر.
6. At-Tafsysyi menurut bahasa artinya menyebar. Menurut istilah artinya pengucapan yang disertai menyebarnya udara di dalam mulut. Siafat ini terdapat pada huruf ش.
7. Al-Istithalah menurut bahasa artinya memanjang. Menurut istilah adalah bergeraknya lidah ke depan setelah tepi lidah menempel pada gigi geraham atas, hingga ujung lidah menyentuh pangkal gigi atas yang disertai adanya udara yang menekan dari belakan dari belakang lidah.
Sifat ini terdapat pada huruf ض
Contoh:
xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã ÎŽöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# ÇÐÈ [30]

8. Ghunnah yaitu suara yang keluar dari rongga hidung, yang sifat ini mengikuti huruf ن dan م.[31]




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pejelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Fonetik adalah kajian bunyi bahasa yang tidak memperhatikan fungsinya untuk membedakan  arti.
2. Artikulasi adalah perubahan rongga dan ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa.
3. Di dalam bahasa arab artikulasi disebut dengan makhrij huruf yang berasal dari kata makhraj, yang berarti tempat keluarnya huruf, di mana suara akan berhenti pada tempat tersebut, sehingga dapat dibedakan antara satu huruf dengan huruf lainnya.
4. Dalam proses artikulasi terdapat dua bagian organ bicara yaitu organ bicara aktif dan pasif. Yang termasuk organ bacara aktif adalah bibir bawah, lidah, belahan mulut bawah, tekak dan tenggorokan. Sedangkan yang termasuk organ bicara pasif adalah belahan mulut atas tarmasuk gigi atas, gusi, dan langit-langit keras.
5. Macam-Macam  Makharij Huruf Hijaiyah terbagi dalam lima kelompok, yaitu:
a. al-Jauf (الجوف) (rongga mulut dan rongga tenggorokan )
b.  al- Halq  الحلق)) (tenggorokan)
c. al-Lisān (اللسان ) (lidah)
d. as-Syafatan (الشفتان)  ( kedua bibir)
e. al-Khaisyum (الخيشم)  (pangkal hidung)


DAFTAR PUSTAKA
al-Khouli, Muhammad Ali. Mu’jam Ilmu al-Ashwat. Cet. 1; Riyadh: Universitas Riyadh, 1982.
Anshari Nasution, Ahmad Sayuti.  Bunyi Bahasa. Cet. 2; Jakarta: Amzah, 2015.
Arsyad, Azhar.  Dasar-Dasar Penguasaan Bahasa Arab.  Cet. 17; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Asrori, Imam. Sintaksis Bahasa Arab. Cet. 1; Malang: Misykat, 2004.

Chaer, Abdul.  Linguistik Umum.  Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
______.Linguistik Umum. Cet. 4;  Jakarta: Rineka Cipta, 2014.
Kementrian Agama RI. al-Qur’anTadwid  dan terjemahnya. Jakarta: Syamil, 2010.
Kridalaksana,  Harimurti. Kamus Linguistik. Cet. 4; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Kurnaedi , Abu Ya’la. Tajwid Lengkap Asy-Syafi’I. Cet. 2; Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2014.
_______dan Nizar Sa’ad. Jabal, Metode Asy-Syaf’i: Cara Praktis Baca  al-Qur’an dan Tajwid. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2010.
Taufiqurrochman. Leksiologi Bahasa Arab. Cet. 1; Malang: UIN-Malang Press, 2008.
Verhaar, J.W.M. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadhah Mada University Press, 1995.

.

.










[4]Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi Bahasa, ( Cet. 2; Jakarta: Amzah, 2015), h. 13.
[5]Muhammad Ali al-Khouli, Mu’jam Ilmu al-Ashwat, (Cet. 1; Riyadh: Universitas Riyadh, 1982), h. 112.
[6]Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi Bahasa, h. 1.
[7]Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 103.
[8]Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi Bahasa, h. 1.
[9]Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Cet. 4; Jakarta: Rineka Cipta, 2014), h. 103.
[10]Abu Ya’la Kurnaedi dan Nizar Sa’ad  Jabal, Metode Asy-Syaf’i: Cara Praktis Baca  al-Qur’an dan Tajwid, (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2010), h. 18.

[11]Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Cet. 4; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008) h.63..
[12]Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab, (Cet. 1; Malang: Misykat, 2004), h. 21.
[13]Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, h. 19.
[14]Abu Ya’la Kurnaedi dan Nizar Sa’ad  Jabal, Metode Asy-Syaf’i: Cara Praktis Baca  al-Qur’an dan Tajwid, h. 18.
[15]Abdul Chaer, Linguistik Umum, h. 103.
[16]J.W.M. Verhaar, Pengantar Linguistik, (Yogyakarta: Gadhah Mada University Press, 1995), h. 103.
[17]Abdul Chaer, Linguistik Umum, h. 105.
[18]J.W.M. Verhaar, Pengantar Linguistik, h. 14-15.
[19]Ahmad Sayuti Ansari Nasution, Bunyi Bahasa,), h. 45.
[20]Kamal Muhammad Bisyr, al-Ashwat al-Arabiyah, h. 65.
[21]Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi Bahasa, h. 44.
[22]Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi Bahasa, h. 64.
[23]Taufiqurrochman, Leksiologi Bahasa Arab, (Cet. 1; Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 220-221.
[24]Kementrian Agama RI, al-Qur’anTadwid  dan terjemahnya, (Jakarta: Syamil, 2010), h. 227.
[25]Abu Ya’la Kurnaedi dan Nizar Sa’ad  Jabal, Metode Asy-Syaf’i: Cara Praktis Baca  al-Qur’an dan Tajwid, h. 18-22.
[26]Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’I, (Cet. 2; Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2014), h. 146-170.
[27]Q. S. an-Nas/114: 5
[28]Q. S. al-Ikhlas/112: 3
[29]Azhar Arsyad, Dasar-Dasar Penguasaan Bahasa Arab, (Cet. 17; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 56.
[30]Q.S. al-Fatihah/1: 7
[31]Abu Ya’la Kurnaedi dan Nizar Sa’ad  Jabal, Metode Asy-Syaf’i: Cara Praktis Baca  al-Qur’an dan Tajwid, h. 26-27.