FONETIK
ARTIKULASI (MAKHRAJ) HURUF-HURUF HIJAIYAH
![]() |
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu
pada
Mata Kuliah Ilmu Lugah
Oleh
ALIMUDIN RIVAI
NIM: 141032003
Dosen Pengampu
YUSLIN KASAN, S.S.,
M.A.
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN GORONTALO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Sayuti Nasution di
dalam buku Kamal Muhammad Bisyar, Al-Ashwat Al-Lughawiyah, (Kairo:
Maktabah Asy-Syabab, 1990), h. 167. Bahwa ilmu binyi sebenarnya bukanlah ilmu
baru yang lahir pada abad ini, ilmu bunyi adalah ilmu yang sudah sangat lama.
Ilmu ini telah dikenal di India, Yunani, Romawi, dan Arab sejak beberapa abad
yang lalu.[4]
Ilmu bunyi yang dalam bahasa Arab diistilahkan dengan
ilmu al-Ashwat, yaitu ilmu yang mempelajari tentang pembentukan,
perpindahan dan penerimaan bunyi bahasa.[5]
Ilmu ini pada mulanya merupakan sebuah ilmu yang luas dan utuh yang di dalamnya
terdapat beberapa cabang yang mempunyai bidang bahasan yang lebih fokus.[6]
Fonetik adalah
bidang linguistik yalang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah
bunyi tersebut fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Fonetik
adalah bunyi bahasa tercipta atas getaran alat-alat ucap manusia sedangkan
bunyi biasa tercipta dari getaran benda-benda selain alat ucap manusia. Menurut
proses bunyinya, Fonetik dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: Fonetik
artikulatoris (mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja
dalam menghasilkan bunyi), Fonetik akustik (mempelajari bunyi bahasa sebagai
peristiwa fenomena alam), Fonetik auditoris (mempelajari bagaimana mekanisme
penerimaan
bunyi bahasa oleh alat pendengar). Namun, yang paling dominan dalam linguistik
ialah fonetik artikulatoris, sebab sering berkenaan dengan bagaimana
bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan.[7]
Ilmu fonetik adalah salah satu cabang dari ilmu bunyi
yang khusus membicarakan masalah-masalah
bunyi tanpa memperhatiakan fungsi dan makna bunyi tersebut, seperti cara
memproduksi suatu bunyi, makhraj, dan sifatnya.[8]
Artikulasi
berasal dari kata “articulation” yang artinya
pengucapan maksudnya pengucapan lambang bunyi bahasa sesuai dengan
pola-pola standar sehingga dipahami orang lain.
Fonetik
artikulatoris disebut juga fonetik organis atau organis fisiologis, mempelajari
bagaimana bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dan menghasilkan
bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.[9]
Di dalam bahasa
arab artikulasi disebut dengan makhrij huruf yang berasal dari kata makhraj,
yang berarti tempat keluarnya huruf, di mana suara akan berhenti pada tempat
tersebut, sehingga dapat dibedakan antara satu huruf dengan huruf lainnya.[10]
Dengan demikian pada makalah ini penulis akan mengkaji tantang Fonetik Artikulasi (Makharij) Huruf-huruf Hijaiyah.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas dapat dirumuskan tiga
permasalahan yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian fonetik artikulasi?
2. Bagaiman proses artikulasi dalam konsonan huruf-huruf hijaiyah?
3. Berapakah macam makharij huruf hijaiyah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian Fonetik Artikulasi
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki penghasilan,
penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa; ilmu interdispliner linguistik dengan
fisika, anatomi dan psikologi; sistem bunyi suatu bahasa.[11]
Fonetik disebut juga kajian bunyi bahasa yang tidak memperhatikan fungsinya
untuk membedakan arti. Hal itu beratti
fonetik merupakan bagian dari fonologi.[12]
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki penyampaian dan penerimaan bunyi bahasa;
sistem bunyi suatu bahasa (Kamus Linguistik edisi ke-3, 2001: 56).
Artikulasi adalah perubahan rongga dan
ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa.[13]Artikulasi berasal dari kata
“articulation” yang artinya adalah pengucapan, maksudnya pengucapan lambang
bunyi bahasa sesuai dengan pola-pola standar sehingga dipahami orang lain.
Artikulasi adalah gerakan-gerakan
otot bicara yang digunakan untuk mengucapkan lambang-lambang bunyi bahasa yang
sesuai dengan pola-pola yang standar sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Artikulasi diartikan juga sebagai:
1.) Pembentukan ucapan tentang lambanglambang bunyi bahasa melalui gerakan organ
artikulasi. 2.) Pembatasan tertentu dari fungsi organ artikulasi dalam
mengucapakan vocal dan konsonan. 3.) Pembatasan pengucapan bunyi bahasa tiap
anak tunarungu dalam memfungsikan organ-organ artikulasi.
Di dalam bahasa
arab artikulasi disebut dengan makhrij huruf yang berasal dari kata makhraj,
yang berarti tempat keluarnya huruf, di mana suara akan berhenti pada tempat
tersebut, sehingga dapat dibedakan antara satu huruf dengan huruf lainnya.[14]
Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau organis
fisiologis, mempelajari bagaimana bagaimana mekanisme alat-lat bicara manusia
bekerja dan menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu
diklasifikasikan.[15]
B. Proses
Artikulasi
Sebelum dikemukakan proses artikulasi konsonan
huruf-huruf hijaiyah. Penulis terlebih dahulu mengemukan hal
pertama yang harus dibicarakan dalam fonetik artikulasi (artikulatoris) adalah alat
ucap manusia untuk menghasilkan bunyi bahasa.[16] Perhatikan alat-alat ucap berikut ini:
1. paru-paru
2. batang tenggorokan
3. pangkal tenggorok
4. pita-pita suara
5. krikoid
6. tiroid
7. aritenoid
8. dinding rongga kerongkongan
9. epiglotis
10.
akar lidah
11.
pangkal lidah
12.
tengah lidah
13.
daun lidah
14.
ujung lidah
15.
anak tekak
16.
langit-langit lunak
17.
langit-langit keras
18.
gusi, lengkung kaki gigi
19.
gigi atas
20.
gigi bawah
21.
bibir atas
22.
bibir bawah
23.
mulut
24.
rongga mulut
25.
rongga hidung[17]
Bunyi-bunyi
yang terjadi pada alat-alat ucap itu biasanya diberi nama sesuai dengan nama
alat itu, yaitu alat dental dan bunyi labial, yakni istilah berupa bentuk
ajektif dari bahasa latinnya. Berikut istilah yang sering dipakai sebagai berikut:
● pangkal tenggorokan
· rongga kerongkongan
· pangkal lidah
· tengah lidah
· daun lidah
· ujung lidah
· anak tekak
· langit-langit lunak
· langit-langit keras
· gusi (gums)
· gigi
· bibir
· (rongga) mulut
Adapun yang perlu diperhatikaan dalam alat ucap atau
organ bicara adalah sebagai berikut:
1. Penamaan beberapa organ tubuh sebagai organ bicara adalah penamaan
yang brsifat majazi, bukan hakikat atau realita. Organ-organ tubuh yang
disebut dengan organ bicara sebenarnya adalah organ biologis yang berfungsi
untuk menjamin kelangsungan hidup seseorang.[19]
2. Fungsi kebahasan dari organ bicara sebenarnya bukanlah fungsi utama,
tetapi mungkin hanya fungsi kedua, fungsi ketiga bahkan mungkin hanya fungsi
suplemen saja.[20]
Misalnya bernafas, mempunyai
tugas yang lebih vital dalam menghirup dan mengelurkan udara demi kelangsungan
hidup manusia. Disisi lain bernafas mempunyai fungsi yang cukup signifikan pula
dalam proses bicara, di mana udara yang dipompakan dari paru-paru merupakan
bahan baku untuk memproses bunyi.[21]
3. Tidak semua organ bicara dapat bergerak, tetapi sebagian besar adalah
statis
Organ bicara yang tidak
bergerak seperti gigi atas, gusi, langit-langit keras, rongga hidung dan
lain-lain, sedangkan organ yang bergerak seperti dua bibir, lidah, tekak,
tenggorokan, kerongkongan (dua pita suara), paru-paru dan lain-lain.
Adapun proses artikulasi, setelah udara yang keluar
dari paru-paru mengambil bentuknya di kerongkongan, kemudian menentukan
arahnya, apakah akan keluar dari rongga mulut atau dari rongga hidung atau semi.
Kemudian udara tersebut meneruskan prosesnya kepada proses artikulsai final
sesuai dengan bentuk dan sifat dari bunyi yang akan dituturkan.
Proses ini terjadi dengan kerja sama antara organ
bicara pasif. Yang termasuk organ bacara aktif adalah bibir bawah, lidah,
belahan mulut bawah, tekak dan tenggorokan. Sedangkan yang termasuk organ
bicara pasif adalah belahan mulut atas tarmasuk gigi atas, gusi, dan
langit-langit keras.
Dalam proses ini organ bicara yang terdapat di rongga
mulut sangat berpengaruh dalam menentukan corak bunyi yang akan dihasilkan.
Apabila organ bicara menghadapi udara yang datang dari paru-paru tersebut
dengan hambatan yang kuat dan menyeluruh, maka terbentuklah bunyi letupan,
seperti, bunyi
ب-ت–ط-ق- د, jika dihadapi dengan hambatan yang lemah dan parsial,
akan terjadi bunyi geseran seperti bunyi: ث – ذ- ف- س- ص- ز- خ- غ- ه
Adapun jika dihadapi dengan hambatan kuat tetapi
memberi peluang untuk udara keluar dari tempat lain di bagian mulut, akan
terjadilah bunyi sampingan, seperti bunyi ل- ض, dan
seterusnya. [22]
C. Macam-Macam
Artikulasi (Makharij) Huruf Hijaiyah
Dalam kajian ilmu tajwid atau ilmu fonetik, urutan huruf berdasarkan
makharij huruf tergambar sebagai berikut:

1. Tenggorokan (halqiyah): ا-غ-ع- خ- ه-
ح
2. Anak
lidah (lahawiyah): ك-ق
3. Lidah
bagian tengah (syajariyah): ج- ش- ض
4. Lidah
bagian depan (asaliyah): ز- س- ص
5. Kulit
ujung langit-langit (nat’hiyah): ت- د- ط
6. Gusi
(litsawiyah): ث- ذ- ظ
7. Ujung
lidah (dzalqiyah): ر- ل- ن- ف- ب- م
Tempat keluarnya huruf terbagi dalam lima kelompok, yaitu:
1. al-Jauf (الجوف) (rongga mulut dan rongga
tenggorokan )
2. al- Halq الحلق)) (tenggorokan)
3. al-Lisān (اللسان ) (lidah)
4. as-Syafatan (الشفتان) ( kedua bibir)
5. al-Khaisyum (الخيشم) (pangkal hidung)
1. al-Jauf ( الجوف) (rongga mulut dan rongga tenggorokan )
Al-Jauf merupakan huruf yang keluar dari rongga mulut bagian dalam yang
berfungsi sebagai mad. Hurufnya adalah alif yang didahului harakat fathah ( ا
),
yaa sukun yang didahului
dengan harakat kasarah (ي),
dan waau sukun didahului dengan harakat dhammah (و)
Contoh : حا حي
حو
Dan ketiga bentuk mad tersebut secara bersamaan dalam (Q.S.
Hud/11:49).
ù=Ï? ô`ÏB Ïä!$t7/Rr& É=øtóø9$# !$pkÏmqçR y7øs9Î) ( ... ( ÇÍÒÈ
Terjemahnya:
Itulah
sebagian dari berita-berita gaib yang kami wahyukan kepada kepadamu (Muhammad)…[24]
2. al-
Halq الحلق)) (tenggorokan)
Makhraj ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
a.
Tenggerokan bagian bawah. Terdapat dua huruf pada makhraj ini, yaitu: huruf
hamzah huruf (ء) dan (ه).
b. Tenggorokan bagian tengah. Terdapat dua huruf pada makhraj ini,
yaitu: huruf (ع) dan (ح).
c. Tenggorokan bagoian atas. Terdapat dua huruf pada makraj ini,
yaitu:
(غ
) dan (خ
).
3. al-Lisān (اللسان ) (lidah)
al-Lisān
(اللسان ) (lidah)mempunyai
10 tempat keluarnya huruf yang terdiri dari 18 huruf sebagai berikut:
a. Pangkal lidah paling belakang pada posisi menempel langit-langit
bagian yang lunak (daging) paling belakang setelah tenggorokan.
Hurufnya : ق
b. Pangkal lidah paling belakang pada posisi menempel langit-langit
antara bagian tulang atas dan bagian yang lunak (daging) ke depan sedikit
setelah ق.
Hurufnya :ك
c. Lidah bagian tengah pada posisi langit-langit bagian atas.
Hufurnya : ي
ش ج
d.Salah satu tepi (sisi) lidah dengan geraham atas yang sejajar.
Hurufnya : ض
e. Salah satu tepi (sisi) lidah yang dekat ke ujung dengan langit-langit
yang sejajar dengannya pada posisi gusi atas.
Hurufnya : ل
f. Tepi ujung lidah bagian luar dengan gusi depan atas, suaranya menekan
ke langit-langit sampai ke rongga hidung dan posisi gusi dua gigi seri atas di
bawah sedikit setelah ل.
Hurufnya : ن
g. Awal punggung ujung lidah pada posisi gusi dua gigi seri atas,
suaranya agar bergetar.
Hurufnya : ر
h. Punggung ujung atas lidah dengan pangkal dua gigi depan atas.
Hurufnya : د
ت ط
i. Ujung lidah pada posisi dua gigi seri bawah lalu suara keluar
melalu celah di antara dua gigi seri atas dan bawah.
Hurufnya : ص س ز
j. Punggung ujung lidah pada posisi menempel di ujung dua gigi seri
atas.
Hurufnya : ظ د
ث
4. as-Syafatan (الشفتان) ( kedua bibir)
As-Syafatan yaitu kelompok makhroj huruf dua bibir,
mempunyai dua makhroj terdiri dari empat huruf sebagai berikut :
a. Bibir bawah bagian dalam pada posisi
menempel pada dua gigi seri atas.
Hurufnya : ف
b. Bertemunya antara kedua bibir dalam keadaan tertutup, yaitu ب.
Bertemunya antara kedua bibir dalam keadaan tertutup disertai
dengan dengung yang keluar dari khaisyum, yaitu huruf م.
Dan kedua bibir dimonyongkan kedepan dengan membuka sedikit celah,
yaitu huruf و .
5. al-Khaisyum (الخيشم) (pangkal
hidung)
Al-Khasyum (الخيشم) (pangkal
hidung) yaitu kelompok makhrojal huruf rongga hidung atau tempat keluarnya
seluruh bunyi ghunnah (dengung).[25]
Huruf yang keluar dari rongga hidung yaitu:
-
Huruf
nun ketika gunnah
-
Huruf
mim ketika gunnah
-
Huruf
nun sukun dan tanwin ketika idgam dan ikhfa
-
Huruf
mim sukun dan tanwin ketika idgam dan ikhfa
Berdasarkan penjelasan mengenai makharij
huruf di atas ada kaitannya dengan sifat-sifat huruf. Karena sifat-sifat huruf
berkaitan dengan tata cara pengucapan huruf dalam makhraj untuk membedakan
antara huruf yang satu dengan hruf yang lainnya. Mengetahui sifat-sifat huruf
mempunyai beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut:
1. Membedakan hurur-huruf yang sama makhrajnya.
2. pengucapan huruf sesuai dengan makhraj dan sifat
secara tepat.
3. Mengetahui jenis-jenis huruf yang kuat dan
huruf-huruf yang lemah.
Sifat huruf terbagi menjadi dua bagian yaitu, sebagai
berikut:
a. Sifat yang mempunyai lawan kata.
b. sifat yang tidak mempunyai lawan kata.
a. Sifat-sifat huruf yang mempunyai lawan kata
1. Al-Hams menurut
bahasa
adalah khafah (tersembunyi). Menurut
istilah berarti samarnya suara pada pendengaran akibat terbukanya dua pita
suara, tidak adanya getaran pada keduanya, serta banyaknya nafas yang mengalir.
Huruf-hurufnya berjumlah 10 yaitu:ف ح
ث ه ش
خ ص س
ك ت
2. Al-Jahr menurut bahasa berarti jelas. Menurut istilah
adalah kejelasan suara pada pendengaran
akibat menutupnya dua pita suara, dan adanya getaran pada keduanya serta
banyaknya udara yang tertahan. Huruf-hufurnya
berjumlah 19 yaitu selain huruf hams.
3. Asy-Syiddah menurut bahasa
berarti kuat. Menurut
istilah pengucapan huruf dengan keadaaan suara yang tertahan akibat tertutupnya makhraj. Huruf-hurnya
berjumlah delapan yaitu :ء
ج د ق
ط ب ك
ت
4. Ar-
Rakhawah menurut bahasa artinya lunak. Menurut istilah pengucapan huruf yang
disertai dengan terlepasnya suara dengan bebas karena tidak terlalu tergantung
pada makhrajnya. Jumlah hurufnya ada
15, yaitu selain
huruf syiddah dan tawassuth.
4. At-Tawassuth menurut bahasa berarti sedang atau pertengahan.
Menurut istilah berarti mengalirnya bagian tertentu bagi suara
pada makhraj huruf karena menutupnya tidak sempurna.
Hurufnya ada lima yaitu : ل ن
ع م ر
5. Al
Isti’la menurut bahasa artinya tinggi
dan terangkat.. Menururt istilah berarti pengucapan huruf yang disertai dengan naiknya
suara atau terangkatnya lidah ke atas langit-langit. Hurufnya ada 7 yaitu خ ص
ض غ ط
ق ظ
6. Al-Istifal menurut bahasa berarti menurun atau merendah.
Menurut istilah berarti pengucapan huruf yang disertai dengan tidak naiknya
suara ke langit-langit atas atau turunya lidah dari langit-langit. Hurufnya ada
22 yaitu selain huruf isti’la.
7. Al-Ithbaq menurut
bahasa artinya menempel.
Menurut istilah adalah terkumpulnya suara antara lidah dan langit-langit ketika
pengucapan huruf ithbaq. Huruf-hurufnya yaitu :ص ض
ط ظ
8. Al-Infitah menurut bahasa artinya terpisah atau terbuka.
Menurut istilah berarti huruf. yang pengucapannya disertai dengan terpisahnya
lidah dari langit-langit atau tidak terkumpulnya suara antara lidah dan
langit-langit ketika pengucapan huruf infitah. Huruf-hurufnya berjumlah 25
selain huruf ithbaq.
9. Al-Idzlaq
menurut bahasa berarti batas lidah dan ujungnya. Menurut istilah yaitu bersandarnya huruf ketika pengucapan pada ujung lidah
atau bibir.. Hurufnya ada 6 yaitu:ف ر
م ن ل
ب
10. Al-
Ishmat menurut bahasa artinya tertahan atau tercegah. Menurut istilah berarti tercegahnya
kesendirian huruf-huruf ishmat dari susunan sebuah kata yang huruf-huruf
aslinya lebih dari tiga huruf tanpa ada minimal satu huruf idzhaq padanya,
yakni karena ringannya huruf idzhaq untuk mengimbangi beratnya huruf ishmat. Hurufnya
berjumlah 23 selain huruf idzlaq.
b. Sifat-Sifat Huruf Yang Tidak Memiliki Lawan Kata
1. As-Shafir menurut bahasa artinya ketajaman suara. Menurut
istilah ketajaman suara dari huruf yang muncul karena melewati tempat yang
sempit. Hurufnya yaitu: ص س ز . contoh:
2. Qalqalah
yaitu menurut bahasa artinya bergetar atau guncang. Menurut istilah adalah
memantulnya suara pada huruf ketika sukun, tanpa terpengaruh dengan harakat
yang tiga. Hurufnya ada 5 yaitu ب
ج د ط ق . contoh:
3. Al-Liin menurut bahasa artinya lembut. Menurut istilah adalah
keluranya suara huruf dari makhrajnya dengan mudah. Hurufnya adalah waau sukun (و) dan yaa sukun (ي
) sukun yang
didahului oleh huruf berharakat fathah.
4.
Al-Inhiraaf menurut bahasa artinya miring atau menyimpang. Menurut
istilah adalah menyimpangnya suara huruf karena
alirannya tidak sempurna disebabkan terhalang oleh lisan. Sifat ini terdapat
pada huruf (ل) dan (ر).
5. At-takrir menurut bahasa artinya mengulangi. Menurut istilah
adalah bergetarnya ujung lidah ketika
pengucapan hurufnya dengan getaran yang halus disebabkan sempitnya makhraj.
Sifat ini terdapat pada huruf ر.
6.
At-Tafsysyi
menurut bahasa artinya menyebar. Menurut istilah artinya pengucapan yang
disertai menyebarnya udara di dalam mulut. Siafat ini terdapat pada huruf ش.
7. Al-Istithalah
menurut bahasa artinya memanjang. Menurut istilah adalah bergeraknya lidah ke
depan setelah tepi lidah menempel pada gigi geraham atas, hingga ujung lidah
menyentuh pangkal gigi atas yang disertai adanya udara yang menekan dari
belakan dari belakang lidah.
Sifat ini terdapat pada huruf ض
Contoh:
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pejelasan di atas dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Fonetik adalah kajian bunyi bahasa yang
tidak memperhatikan fungsinya untuk membedakan
arti.
2. Artikulasi adalah perubahan rongga dan
ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa.
3. Di dalam bahasa
arab artikulasi disebut dengan makhrij huruf yang berasal dari kata makhraj,
yang berarti tempat keluarnya huruf, di mana suara akan berhenti pada tempat
tersebut, sehingga dapat dibedakan antara satu huruf dengan huruf lainnya.
4. Dalam proses
artikulasi terdapat dua bagian organ bicara yaitu organ bicara aktif dan pasif.
Yang termasuk organ bacara aktif adalah bibir
bawah, lidah, belahan mulut bawah, tekak dan tenggorokan. Sedangkan yang
termasuk organ bicara pasif adalah belahan mulut atas tarmasuk gigi atas, gusi,
dan langit-langit keras.
5. Macam-Macam
Makharij Huruf Hijaiyah terbagi dalam
lima kelompok, yaitu:
a. al-Jauf (الجوف) (rongga mulut dan rongga
tenggorokan )
b. al- Halq الحلق)) (tenggorokan)
c. al-Lisān (اللسان ) (lidah)
d. as-Syafatan (الشفتان) ( kedua bibir)
e. al-Khaisyum (الخيشم) (pangkal
hidung)
DAFTAR PUSTAKA
al-Khouli,
Muhammad Ali. Mu’jam Ilmu al-Ashwat. Cet. 1; Riyadh: Universitas Riyadh,
1982.
Anshari Nasution, Ahmad Sayuti. Bunyi Bahasa. Cet. 2; Jakarta: Amzah,
2015.
Arsyad, Azhar. Dasar-Dasar
Penguasaan Bahasa Arab. Cet. 17;
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Asrori, Imam. Sintaksis Bahasa Arab. Cet.
1; Malang: Misykat, 2004.
Chaer,
Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta,
2003.
______.Linguistik Umum. Cet. 4; Jakarta: Rineka Cipta,
2014.
Kementrian Agama RI. al-Qur’anTadwid
dan terjemahnya. Jakarta: Syamil, 2010.
Kridalaksana, Harimurti. Kamus
Linguistik. Cet. 4; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Kurnaedi
, Abu Ya’la. Tajwid Lengkap Asy-Syafi’I. Cet. 2; Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2014.
_______dan Nizar Sa’ad. Jabal, Metode Asy-Syaf’i:
Cara Praktis Baca al-Qur’an dan Tajwid. Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2010.
Taufiqurrochman. Leksiologi Bahasa Arab. Cet.
1; Malang: UIN-Malang Press, 2008.
Verhaar, J.W.M. Pengantar
Linguistik. Yogyakarta: Gadhah Mada
University Press, 1995.
.
.
[4]Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi Bahasa, ( Cet. 2; Jakarta:
Amzah, 2015), h. 13.
[5]Muhammad Ali al-Khouli, Mu’jam Ilmu al-Ashwat, (Cet. 1;
Riyadh: Universitas Riyadh, 1982), h. 112.
[6]Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi Bahasa, h. 1.
[8]Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi Bahasa, h. 1.
[9]Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Cet. 4; Jakarta: Rineka Cipta,
2014), h. 103.
[10]Abu Ya’la Kurnaedi dan Nizar Sa’ad
Jabal, Metode Asy-Syaf’i: Cara Praktis Baca al-Qur’an dan Tajwid, (Jakarta: Pustaka
Imam Asy-Syafi’I, 2010), h. 18.
[11]Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Cet.
4; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008) h.63..
[12]Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab, (Cet. 1;
Malang: Misykat, 2004), h. 21.
[13]Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, h.
19.
[14]Abu Ya’la Kurnaedi dan Nizar Sa’ad
Jabal, Metode Asy-Syaf’i: Cara Praktis Baca al-Qur’an dan Tajwid, h. 18.
[15]Abdul Chaer, Linguistik Umum, h. 103.
[17]Abdul Chaer, Linguistik Umum, h. 105.
[19]Ahmad Sayuti Ansari Nasution, Bunyi Bahasa,), h. 45.
[20]Kamal Muhammad Bisyr, al-Ashwat al-Arabiyah, h. 65.
[21]Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi Bahasa, h. 44.
[22]Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi Bahasa, h. 64.
[23]Taufiqurrochman, Leksiologi Bahasa Arab, (Cet. 1; Malang:
UIN-Malang Press, 2008), h. 220-221.
[24]Kementrian Agama RI, al-Qur’anTadwid
dan terjemahnya, (Jakarta: Syamil, 2010), h. 227.
[25]Abu Ya’la Kurnaedi dan Nizar Sa’ad
Jabal, Metode Asy-Syaf’i: Cara Praktis Baca al-Qur’an dan Tajwid, h. 18-22.
[26]Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’I, (Cet. 2; Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2014), h. 146-170.
[27]Q. S. an-Nas/114: 5
[28]Q. S. al-Ikhlas/112: 3
[29]Azhar Arsyad, Dasar-Dasar Penguasaan Bahasa Arab, (Cet. 17;
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 56.
[30]Q.S. al-Fatihah/1: 7
[31]Abu Ya’la Kurnaedi dan Nizar Sa’ad
Jabal, Metode Asy-Syaf’i: Cara Praktis Baca al-Qur’an dan Tajwid, h. 26-27.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar